Lorem ipsum
Lorem ipsum 2
Lorem ipsum 3


Untukmu yang berjubah cahaya, tahukah kamu bahwa cahaya mu telah melelehkan hati ini yang telah lama beku. Hati yang beku seperti bongkahan es di benua antartika. Hati yang telah lama beku oleh dalamnya luka di masa lalu. Aku telah lama berkelana akan cinta bak pujangga sedang mencari prosa yang indah untuk syairnya, namun di perkelanaan itu aku hanya menemukan luka yang menyakitkan, tidak seperti ekpektasi yaitu kebahagiaan yang aku dapatkan.

Aku sudah lelah menjadi pujangga cinta, aku ingin menetap dengan kebahagiaan dan keindahanku untuk selama-lamanya. Apa kau tau ? meratapi puing-puing diantara reruntuhan kisah lama , tanpa mengikuti ritme dunia, adalah ilusi yang menenangkan. Jadi, tak usah mengharapkanku menitipkan sesuatu yang belum tentu kau bisa jaga. Meski mungkin, pengharapan darimu hanyalah pengharapan dariku semata.

Kau bagaikan imigran gelap yang tidak di sangka masuk dalam dimensi hati dan menjelajahnya dengan tanpa permisi, lalu singgah pada integrasi ekpektasiku. Zat apakah yang telah kau taburkan, hingga aku tercandu dengan keindahanmu ini ? Kekuatan apakah yang kau gunakan untuk menerobos barisan keamanan integrasi ekpektasiku ? Apa perlu aku menaturalisasi dirimu ? atau mesti aku mendeportasi kau dari integrasi ekpektasiku ? Atau kubiarkan saja kau menetap ?

Jika kau ingin menetap, menetaplah seperti awan yang selalu setia menemani angkasa di siang dan malam. Jangan kau menetap menjadi matahari dan bulan yang akan selalu terbenam dan berganti jika masanya telah habis. Kau dekrit di antara afirmasi, jernih di antara buram, surplus dari keindahan. Biar kurengkuh dirimu beberapa milimeter ke dekat jantungku, agar detaknya simultan dengan jantungmu hingga tak akan ada turbelensi di antara kita. Karena ada satu keinginan dalam benak ini. Aku ingin hatiku dan hatimu berkonspirasi, bersanitasi, hingga pada akhirnya berkolaborasi pada stimulus yang relevan. Karena aku yang egois ini hanya ingin kau menjadi milikku seorang.

Untukmu yang berjubah cahaya, aku harap cahaya indahmu terus memancarkan deras tak berperiodik pada mainstream ini. Karena aku membutuhkannya selama-lamanya.

Dawai cinta akan terus berjalan dengan semestinya dan alurnya. Tanpa kau sadari dia akan membeludak dan menjadi surplus yang membengkak, sehingga membuat adrenaline untuk memiliki targetnya selama-lamanya “

Post a Comment