Lorem ipsum
Lorem ipsum 2
Lorem ipsum 3


Kalau saja aku mampu, sudah kukejar bayangmu agar kita bisa beraliansi pada poros sebuah cinta yang terdambakan. Kalau saja aku mampu, sudah kuhiasi region otoritas semestamu dengan penuh senyuman. Kalau saja aku mampu, sudah kutemani jiwamu saat dirundung hujan deras menyakitkan. Kalau saja aku mampu, sudah kupastikan bahwa aku pantas untuk menjadi pohon lebat disaat kau membutuhkan keteduhan.

Kalau saja aku mampu, sudah aku invasi waktu agar saat itu tak terjadi stimulus mengenalmu. Kalau saja aku mampu, sudah kuarungi hariku tanpa harus memikirkan hegemoni tentangmu. Kalau saja aku mampu, sudah aku hempaskan jiwaku yang ingin berada pada keindahanmu. Kalau saja aku mampu, sudah aku abaikan hatiku agar berhenti merasakan absorsi elektroda hatimu.

Tapi , aku mampu memandangimu dari kejauhan tanpa berhenti berdoa agar selalu untukmu sebuah kebahagiaan. Aku mampu menjadi pengagummu dalam diam dan kesunyian, setelah enigma perasaanku hancur berantakan. Aku mampu meratapi puing-puing harapan, dan teguh pada mencintaimu dalam khayalan. Aku juga mampu menjadi rumah untukmu dan menunggumu disaat tak tau arah jalan probabilitas kebahagiaan. Sungguh aku  mampu merindukanmu tanpa mengenal waktu dan retorika sebuah alasan.

Untukmu aku mampu. Karena kau pantas dalam semua pengorbanan. Dan kau adalah titik kulminasi dogma cinta pada paradigma kenyataan.

Cinta tidak terbatas meskipun tak terbalas, justru tak jadi masalah. Rasa akan terus melaju dalam diam dan berteman dalam khayalan yang nyaman bersama orang yang didambakan “



Post a Comment